Nahwu kls vii

 Pelajaran Nahwu 9 : BAB I’ROB (بَابُ الإِعْرَابِ)


الْإِعْرَابُ هُوَ تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الْكَلِمِ لِخْتِلَافِ الْعَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا

(al i’roobu huwa taghyiiru awaakhiril kalimi likhtilaafil ‘awaamilid daakhilati ‘alaihaa lafzhon au taqdiiron)

I’rob adalah perubahan tanda pada akhir kata karena perbedaan ‘amil (faktor) yang masuk pada kata tersebut, baik perubahan itu secara lafazh (tersurat) atau secara perkiraan (tersirat).


Penjelasan :

 Perubahan pada setiap kata (dalam bahasa arab disebut kalimat) dipengaruhi oleh perbedaan ‘amil (faktor yang menyebabkan berubah). Misalnya kata الرَّجُل (ar rojul) bila tidak ada ‘amil yang masuk padanya maka kedudukannya netral bisa الرَّجُلُ – الرَّجُلَ – الرَّجُلِ (ar rojulu – ar rojula – ar rojuli) tidak mu’rob, tidak mabni, tidak dirofa’, dan tidak pula yang lain. Tetapi apabila pada kata الرَّجُل (ar rojul) dimasuki oleh ‘amil maka akan berubah sesuai dengan jenisnya.

 Perhatikan tiga contoh berikut :

1. جَاءَ الرَّجُلُ (jaa-a ar rojulu) = Pria itu telah datang. Pada contoh ini ‘amilnya adalah kata kerja جَاءَ (jaa-a), sedangkan kata الرَّجُلُ (ar rojulu) sebagai fa’ilnya (subjek) dan fa’il selalu harus rofa’ yang ditandai dengan harokat dhommah.

2. رَأَيْتُ الرَّجُلَ (roaytu ar rojula) = Saya melihat pria itu. Pada contoh ini ‘amilnya adalah رَأَيْتُ (roaytu) yang terdiri dari fi’il dan fa’il, sedangkan kata الرَّجُلَ (ar rojula) sebagai maf’ul bihnya (objek penderita) dan maf’ul bih selalu harus nashob yang ditandai dengan harokat fathah.

3. مَرَرْتُ بِالرَّجُلِ (marortu birrojuli) = Saya berjalan dengan pria itu. Pada contoh ini ‘amilnya adalah huruf ba’  ( بِ ) dan termasuk huruf khofadh, sedangkan kata الرَّجُلِ (ar rojuli) yaitu kata yang terletak setelahnya selalu harus jer yang ditandai dengan harokat kasroh.

Nah ! perubahan tanda pada akhir dari suatu kata dengan rofa’, nashob dan khofadh/jer inilah yang disebut i’rob.

 Semua perubahan di atas adalah perubahan akhir kata secara lafazh (tersurat dan tampak jelas). Adapun perubahan akhir kata secara taqdir (tersirat dan perkiraan) seperti alif  ( ا \ ى )pada kata الْفَتَى (al fata) dan ya’  (ي) pada kata الْقَاضِيْ (al qoodhi), maka tanda i’robnya adalah diperkirakan. 

Contoh-contoh :

1. جَاءَ الْفَتَى (jaa-a al fata) = Pemuda itu telah datang.

2. رَأَيْتُ الْفَتَى (roaytu al fata) = Saya melihat pemuda itu.

3. مَرَرْتُ بِالْفَتَى (marortu bilfata) = Saya berjalan dengan pemuda itu.

        Pada contoh di atas kata الْفَتَى (al fata) dirofa’ dengan dhommah yang diperkirakan, dinashob dengan fathah yang diperkirakan dan dijer dengan kasroh yang diperkirakan. Masing-masing diperkirakan alif layyinah ( ى ).

4. جَاءَ الْقَاضِيْ (jaa-a al qoodhi) = Hakim itu telah datang.

5. رَأَيْتُ الْقَاضِيَ (roaytu al qoodhiya) = Saya melihat hakim itu.

6. مَرَرْتُ بِالْقَاضِيْ (marortu bilqoodhi) = Saya berjalan dengan hakim itu.

       Terdapat perbedaan pada contoh nomor 5, yaitu رَأَيْتُ الْقَاضِيَ (roaytu al qoodhiya) dimana harokat fathah sebagai tanda nashob tampak jelas. Maka apabila dinashob, tandanya tidak dengan diperkirakan seperti kata yang dirofa’ dan dijer.

 Kesimpulannya : Perbedaan antara kata yang berakhiran alif ( ا \ ى ) seperti الْفَتَى (al fata) dan yang berakhiran ya’ ( ي ) seperti الْقَاضِيْ (al qoodhi) adalah :

- Kata yang berakhiran alif ( ا \ ى ), tanda i’robnya tidak dapat ditampakkan baik ketika rofa’, nashob, maupun jer.

- Kata yang berakhiran ya’ ( ي ), tanda i’robnya tidak dapat ditampakkan ketika rofa’ dan jer. Tetapi tanda i’robnya tampak ketika nashob.


Tambahan :

1. Kata yang diakhiri dengan huruf alif (ا \ ى) yang huruf sebelumnya berharokat fathah dinamakan isim maqshur    

(الْإِسْمُ الْمَقْصُوْرُ), seperti:

 الْفَتَى، الْهُدَى، الْعَصا، الدُّنْيَا، الْمُسْتَشْفَى (al fata, al huda, al ‘asho, ad dun-ya, al mustasyfa).

2. Kata yang diakhiri dengan huruf ya’ ( ي ), yang huruf sebelumnya berharokat kasroh dinamakan isim manqush 

(الْإِسْمُ الْمَنْقُوْصُ), seperti:

الْقَاضِيْ، الدَّاعِيْ، الْهَادِيْ، الْمُرَبِّيْ (al qoodhi, ad daa’i, al haadi, al murobbi).

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kisi2 nahwu

Informatika

Nahwu kls VIII